Oleh : KH. Hasyim Muzadi
Sebagai
muqaddimah pengajian, saya ingin memberikan pengantar tentang puasa dan
hubungannya dengan keadaan sekarang. Insya Allah, mulai besok sore kita akan
mulai pengajian kitab.
Puasa
merupakan ibadah yang kuno, karena termasuk ibadah yang disyari'atkan jauh
sebelum Nabi Muhammad SAW. Ada yang mengatakan
mulai dari Nabi Ibrahim AS, dan
ada yang berpendapat mulai dari Nabi Adam AS. Oleh karena itu di
dalam Surat Al-Baqarah : 183 disebutkan:Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa
Puasa berbeda dengan shalat. Shalat lima waktu dengan jumlah
roka'at yang seperti itu, justru disyari'atkan setelah peristiwa Isra' Mi'raj
Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, shalat itu berupa dzikir dan tahannuts
(menyendiri dan dzikir kepada Allah SWT). Gaya shalat seperti yang kita pakai
sekarang adalah semenjak peristiwa Isra' Mi'raj. Ketika Nabi Muhammad SAW bertahannuts
(menyendiri & merenung) di Gua Hira, beliau juga melakukan shalat, akan tetapi
modelnya tidak seperti sekarang ini.
Semenjak dulu
Allah SWT memerintahkan orang berpuasa. Artinya: Puasa itu merupakan kebutuhan
manusia. Dan bentuknya sama seperti sekarang ini. Jadi, seluruh aspek kehidupan
kita ini memerlukan puasa. Mari kita urut:
1.
Fisik Dan Badan Kita Memerlukan Puasa Sebagai Stabilisator
Saya bukan
dokter, mungkin kamu semua juga bukan dokter. Akan tetapi kita gampang
melihat manfaat puasa. Misalnya; Kenapa orang yang akan diambil darahnya harus
puasa dulu (bisa 9 jam atau 10 jam). Artinya; Dalam keadaan puasa, posisi darah
itu menjadi stabil – tidak naik turun – sehingga bisa diukur. Akan tetapi kalau
mengukur darah setelah seseorang makan sate, kira-kira darahnya itu akeh
sundu'e, apalagi kalau satenya ora mbayar (gratis). Kalau santri
ditanya, lauk apa yang paling nikmat? Jawabannya pasti; "Lauk yang tidak
bayar (gratis). Contoh sederhana ini bisa dimengerti oleh orang awam.
Bagi orang
yang mengerti betul tentang kesehatan, misalnya; dokter, maka dia akan mengerti
betul kegunaan puasa itu. Pada umumnya, para dokter mengatakan; Semestinya
puasa itu 1/8 tahun, jika seseorang mau sehat betul. Maka
sangat masuk akal kalau kemudian disyari'atkan puasa-puasa sunnah untuk memberi
ruang bagi puasa wajib (puasa Ramadhan) yang asalnya 1/12
tahun, meskipun sebenarnya menurut saya hanya 1/24 tahun,
karena malamnya kita masih diperbolehkan untuk makan. Puasa yang bagus itu adalah
1/8 tahun, bukan 1/24 tahun. Oleh
karena itu, puasa senin-kamis dan puasa sunnah lainnya juga berfungsi untuk membangun
manusia secara fisik.
2.
Pikiran Kita Memerlukan Puasa
Maksudnya; Ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu pikiran kita perlu istirahat
dengan berpuasa. Jadi pikiran kita tidak boleh mengalami ketegangan yang
melebihi 6 jam. Rasulullah SAW mengisyaratkan kalau kamu dalam keadaan gelisah atau
tegang, maka berwudhu'-lah. Kalau masih tetap gelisah, maka shalatlah dua
roka'at, dan kalau masih ada juga, maka berpuasalah. Puasa merupakan junnah
(benteng/temeng). Jadi obat stress atau ketegangan pikiran adalah puasa. Pikiran
memerlukan puasa untuk beberapa hal di bawah ini:
Ä
Untuk istirahat
Ä
Untuk mengendorkan ketegangan
Ä
Untuk mengontrol kemauan pikiran.
Fungsi ketiga
ini yang paling hebat. Apa jaminannya kalau orang pinter tidak merusak
dengan kepintarannya. Contoh: Banyak sarjana hukum yang masuk
hukuman.
Di Cengkareng
saya salaman sama Rusdi (Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta) yang baru
dipecat. Biasanya orang yang baru dipecat itu baik hati sama Kyai, tapi kalau
sedang menjabat, mesetake luar biasa. Rusdi bercerita, kenapa dia
dipecat?. Dia marah begitu rupa karena menurut dia, di Indonesia ini hukum
sudah tidak ada. Saya bertanya: "Kenapa Bapak dipecat?". Dia
menjawab: "Saya dipecat karena dicurigai memberi tuntutan yang terlalu
ringan terhadap kesalahan yang besar". Saya bertanya lagi: "Apakah perbuatan
itu salah atau tidak?". Dia menjawab: "Ya salah, Kyai". Saya
berkomentar: "Kalau begitu Anda dipecat kan sudah benar".
Dia berkomentar lagi: "Tapi yang memecat saya itu lebih dahsyat jahatnya
dari pada saya". Saya jawab: "Kalau begitu, tunggu gilirannya dia dipecat
oleh Allah SWT". Rusdi bertanya: "Gimana ini Kyai, saya pening dan
malu. Anak-anak saya menjadi korban di sekolah-sekolah karena dituduh anak
koruptor". Lalu saya provokasi dia: "Saya sendiri juga heran Pak
Rusdi, Bapak kan pekerjaannya jaksa yang biasanya menuntut orang,
sekarang kok dituntut". "Kalau Bapak percaya kepada saya, Bapak puasa
sajalah".
Setelah itu saya
bercerita bahwa puasa itu bisa mengendalikan pikiran orang. Jadi pikiran ini mempunyai
muatan (content). Pinter, ahli hukum, ahli ekonomi, dsb. adalah content
(isi) pikiran. Akan tetapi content ini nanti akan kita gerakkan ke arah
yang baik atau ke arah yang buruk, kan tidak tergantung pada content
itu sendiri, melainkan tergantung kepada nafsu dan gerakan pikiran. Nah, puasa itu
berfungsi pada mekanisme pikiran, bukan pada contentnya. Jadi, jangan
merasa kalau orang yang berpuasa itu bisa langsung pinter. Kalau
demikian adanya, maka tutup saja sekolah-sekolah, cukup berpuasa saja. Puasa itu
berfungsi mengendalikan ilmu (content) dan kemauan seseorang.
Setelah mendengarkan
penjelasan saya, Rusdi manthuk-manthuk dan berkata: "Saya baru
dengar tentang hal ini, Kyai". Saya menjawab: "Lha kamu memang
baru ngaji sekarang kok. Mestinya kamu bayar dong sama saya, apalagi
Bapak minta foto sama saya lagi". "Pak Rusdi, di Arofah itu kalau
Bapak ingin berfoto dengan unta, maka harus bayar 5 Riyal, kalau sekarang sampeyan
minta foto dengan saya, berani bayar berapa, masak cuma 6 Riyal, kalau begitu, berarti
saya cuma 1 Riyal di atas unta dong". "Sudahlah, Bapak berpuasa saja,
karena tidak ada yang bisa mengobati. Siapa yang mau mengobati Bapak?. Ada
orang yang mau memberi tahu Bapak, Bapak adalah tukang memberi tahu orang. Ada
orang berpangkat ingin memberi tahu Bapak, Bapak sendiri adalah orang yang
berpangkat. Dan tidak ada orang yang mau memarahi Bapak, karena Bapak biasa
marah-marah dalam posisi sebagai Jaksa".
Setelah itu saya
disangoni, tapi jumlahnya rahasia. Saya tidak tahu apakah uang ini halal
atau haram, namun uang ini saya gunakan untuk membeli beras untuk kamu semua. Kalau
uang itu haram, biar haram bersama-sama. Jadi saya memakai money loundry
melalui sedekah.
Rusdi juga
bertanya kepada saya: "Pak Hasyim dari mana?". Saya
jawab: "Saya dari New York".
Dia bertanya: "Dengan siapa?". Saya jawab:
"Dengan ibu". Dia bertanya lagi: "Apa Pak Hasyim naik yang kelas
ekonomi dari New York, kenapa kok nggak yang first class?"
Saya jawab: "Kenapa kok harus first class?. Sebenarnya
begini. Kalau saya mau pergi ke Luar Negeri, pasti saya diberi VIP. Akan tetapi
karena Ibunya anak-anak ini ingin ikut, karena kepingin tahu Amerika, maka saya
harus naik yang kelas ekonomi. Gayanya orang perempuan kan begitu.
Dia ingin pergi ke Amerika lalu cerita di kampung-kampung. Saya tidak mempunyai
uang untuk biaya transportasi first class karena harganya mahal, dari Jakarta
ke Bangkok, terus ke New York. Ongkos PP-nya adalah $ 4800 untuk kelas ekonomi,
sedangkan kalau kelas VIP seharga $ 8900. Saya mendapat kelas VIP, lalu saya
tukar dengan kelas ekonomi, untuk dua tiket bersama Ibu. Ndak ada
ceritanya pejabat Indonesia mau bersikap seperti itu. Akhirnya saya jadi
melorot ke ekonomy class". Si Rusdi heran mendengarkan cerita saya.
Selanjutnya saya berkata: "Solusi untuk Bapak cuma satu, yaitu puasa. Puasa
akan menjadi nasehat sekaligus obat".
Sama halnya dengan
kamu semua. Ketika mengalami ketegangan pikiran, maka berpuasalah, atau ketika kamu
menghadapi sesuatu yang kelihatannya buntu, maka tembuslah dengan puasa. Jadi
kesimpulannya, otak kita memerlukan puasa.
3.
Nafsu Kita Memerluan Puasa
Nafsu merupakan
power motorik dalam diri manusia. Orang yang tidak mempunyai nafsu, dia akan nggelembosi.
Orang yang tidak mempunyai nafsu berarti dia tidak mempunyai kemauan, spirit, cita-cita,
bahkan ide. Oleh karena itu, nafsu harus ada pada diri manusia. Masalahnya
sekarang, Bagaimana quantum nafsunya?, dan Bagaimana mekanisme gerakan nafsu?, Hal
ini penting diketahui karena nafsu akan menggerakkan otak kita.
Nafsu itu mempunyai
3 dimensi:
Ä
Nafsu perut. Misalnya; nafsu makan dan minum. Kalau
dibesarkan lagi, nafsu perut ini berujung pada nafsu kekayaan. Dorongan nafsu
ini sangat kuat pada diri seseorang.
Ä
Nafsu sex. Istilahnya dalam kitab: نَفْسُ اْلبَطْنِ
وَمَا تَحْتَ الْبَطْنِ
(nafsu perut dan nafsu di bawah perut). Nafsu sex ini
kekuatannya juga luar biasa.
Masing-masing
dari nafsu perut dan nafsu sex ini kadang-kadang bergerak sendiri, kadang
bergerak kolaboratif (bersama-sama). Ada orang mengalami nafsu perut, lalu dia pergi
untuk mencari makan. Berarti dia cuma mencari kebutuhan isi perut. Akan tetapi
ada orang yang mencari makan sekaligus mencari kemewahan dan gengsi. Berarti di
sini ada spektrum.
Masya Allah, saya kemarin gethon
(menyesal) bukan main. Saya di New York tinggal di hotel. Ketika baju saya
kotor, saya ingin baju itu dicuci karena pada sore harinya mau saya pakai ke
PBB. Saya kan mesti memakai pakaian yang rapi dan memakai dasi, ndak
jelek seperti ini. Kalau saya pakai dasi, kamu mesti pangling. Lalu baju
itu saya loundry. Di sini biaya loundry biasanya paling cuma Rp. 50.000-60.000.
Baju itu saya loundry biar ndak lungset. Masak saya
menemui Sekjend PBB dengan baju yang lungset, kok kelihatan
Al-Hikamnya. Saya bertanya kepada petugas Loundry: "Berapa lama waktu loundry-nya?;"
Dia bilang cuma 35 menit. Setelah saya sambil, ternyata ongkos loundry satu
baju itu adalah $ 55 (Rp. 450.000). Uang sebesar ini kalau dibuat untuk
indekost di Al-Hikam sudah berapa bulan. Artinya; Dalam hal ini, orang membeli
gengsi bukan membeli cucian.
Di Inggris ada toko milik orang Arab yang
dulu pernah mempersunting Lady Diana. Di toko itu ada sepatu yang harganya $ 80.000. Jadi kalau nafsu harta sudah
naik, maka nafsu itu harus dikendalikan dengan puasa. Puasa membuat orang
kembali menjadi sederhana. Sekarang kamu merasa lapar banget,
seakan-akan kalau dikasih 5 piring, semuanya akan dihabisin. Padahal
kalau sudah waktunya makan, paling-paling kamu cuma makan 3 piring. Artinya; Kemauan
(nafsu) itu tidak seimbang dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, di sini diperlukan
adanya normalisasi, yaitu melalui puasa, karena jika seseorang tidak makan dan tidak
minum, tentu nafsu seksnya akan turun. Kalau ada orang ndak makan maupun
minum, akan tetapi nafsu sexnya tidak turun, berarti ada yang tidak beres ("pasti"
ada extra joss-nya). Dalam kondisi normal, nafsu sex orang yang tidak
makan maupun minum, pasti akan turun. Namun nafsu sex itu kalau malam boleh
dipakai, artinya; nafsu sex itu dikendalikan, bukan dihentikan. Oleh karena itu,
mengebiri (nafsu sex) itu hukumnya haram, sedangkan yang wajib adalah mengendalikan
nafsu sex. Jadi, nafsu sex itu tidak boleh dihilangkan sebagaimana yang
dilakukan oleh para Pastor.
Ä Nafsu Memperoleh
Jabatan (حُبُّ الْجَاهِ)
Yaitu suatu
ambisi yang berlebihan. Ambisi itu harus ada, namun yang tidak boleh adalah
ambisi yang berlebih-lebihan. Semua hal itu harus sesuai dengan mizan
(ukuran). Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Rohman:
وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ
Dan Dia (Allah SWT) meletakkan ukuran
Oleh karena
itu, semua hal harus memakai dosis (ukuran). Dinginnya es itu menyegarkan, akan
tetapi jika dinginnya 50 derajat di bawah nol, yo bongko dadak awak-awak an
iki. Kata para teroris kapal terbang: "Sekarang tidak perlu meledakkan
kapal terbang, cukup dilobangi saja kapalnya, para penumpangnya sudah mati
semua". Karena temperatur di luar kapal bisa mencapai 57 derajat di bawah
nol. Atau jika kaca pesawat terbang itu dipecah satu saja, niscaya semua
penumpang akan mati membeku.
4.
Jiwa Memerlukan Puasa
Jiwa adalah spiritual dan bagian dari ruh. Apakah kamu pernah mendengar ada
orang menjadi kebal dari senjata tajam karena puasa?. Misalnya; Dia diberi gembelengan,
disuruh membaca suatu do'a dan berpuasa 3 hari, selanjutnya dia tidak mempan
senjata tajam. Perhatikaan!. Apa hubungannya puasa dengan tidak mempan senjata
tajam. Mestinya yang tidak mempan kan yang banyak makan, karena dia
banyak gizinya. Dikurangi jatah makannya kok justru tidak mempan, gimana
logikanya. Berarti di sini ada pengaruh puasa.
Semua itu
tergantung dengan niatnya. Niat adalah pekerjaan ruh. Maka hati-hatilah dengan
niat. Saya sudah berpesan berkali-kali sampai bosan, Apa niat kamu mondok di
Al-Hikam ini?. Apakah kamu mondok di sini karena kesulitan indekost di luar?, Apakah
mondok di sini biar tidak dimarahi orang tua? atau Apakah kamu mondok di sini
karena ingin meluruskan ilmu dan hidupmu?. Pegang dulu niat kamu. Kalau niat ini
tidak kena, semuanya tidak kena. Hampir semua keponakan saya dikeluarkan dari
Pondok ini, baik anaknya saudara saya maupun anaknya saudara ibu. Mereka memang
saya keluarkan, karena saya tidak menginginkan apa-apa dari Al-Hikam ini,
kecuali kamu menjadi lebih baik.
Sehingga
dengan demikian, puasa itu inhern – sudah menjadi satu - dengan
kebutuhan manusia. Kalau kamu ingin mulya hidupmu, maka berpuasalah. Mulya itu
berbeda dengan pangkat. Ada pinter, pangkat dan mulya. Kalau pinter itu berarti
muatan ilmunya banyak. Kalau pangkat itu kamu dapat status. Kadang orang
berilmu mendapat status, kadang tidak. Kadang orang bodoh karena ada koneksi
bisa mempunyai status, akan tetapi yang paling banyak adalah goblok dan tidak
punya status. Sedangkan Mulya berarti maqaman mahmudah (posisi yang
terhormat) di hadapan manusia dan Allah SWT.
Tawassul itu
dua macam, yaitu: Ikramul wa lidain (berbakti kepada kedua orang tua) dan
puasa. Oleh karena itu, saya anjurkan, sekalipun orang tua kamu masih hidup dan
tempatnya jauh, sering-seringlah kamu membaca Surat Al-Fatihah untuk beliau. Caranya:
Setiap kamu akan melakukan sesuatu yang penting atau sesuatu yang kamu anggap
penting, maka bacalah Surat Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW, lalu kepada ayah kamu
sebanyak satu kali, serta kepada ibu sebanyak 3 kali. Kenapa harus 3 kali?,
karena ibu itu tiga kali lebih berat ngurusi kamu dibandingkan ayahmu.
Untung kamu ini menjadi anak laki-laki. Seandainya kamu menjadi
perempuan, kamu akan disuruh nyewo'i anak sampe' mbelenger. Istri
saya itu kalau mengandung harus masuk rumah sakit, karena tidak doyan apapun
dan tidak bisa makan maupun minum bahkan harus diinfus selama 3 bulan. Tugas
ibu meliputi; mengandung, melahirkan dan mendidik anak. Namun ternyata semua
itu masih rutin dilakukan oleh seorang ibu. Jadi ndak cocok antarane abote
ambek rutine. Beratnya mengandung anak ini juga diakui oleh Al-Qur'an
melalui firman-Nya: وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ (berat di atas berat).
Kamu harus
membaca Al-Fatihah sebagaimana ketentuan di atas ketika mau berangkat ke sekolah,
mau mendengarkan kuliah, mau menghadapi ujian, mau mengambil suatu keputusan,
dsb. Biasakan dan Istiqamah-kan membaca Surat Al-Fatihah tadi, Insya Allah
nasibmu tidak akan ketelesot. Jangan dikira orang yang pinter itu
tidak ada yang tidak ketelesot, justru banyak di antara mereka yang ketelesot.
Jikalau orang tuamu sudah wafat, maka sering-seringlah ziarah ke kuburan mereka.
Ayah dan ibu saya itu dimakamkan di Tuban. Setiap kali saya pergi ke Tuban,
betapapun sulitnya, saya pasti datang mampir ziarah ke makam beliau berdua.
Selanjutnya ditambah
dengan tawassul yang kedua, yaitu puasa. Kalau puasa wajib, tentulah harus
dikerjakan. Sedangkan puasa yang tidak wajib, hendaknya kamu mengerjakan-nya
kalau sempat dan kalau sumpek. Insya Allah, nanti nanti kamu akan
diberi kelonggaran. Pernah diceritakan oleh Umar RA: Puasa itu ibarat sinar
yang menembus baja yang setebal apapaun. Jadi tidak ada keruwetan yang tidak
bisa diatasi oleh puasa. Hanya dosisnya harus disesuaikan. Semakin berat
masalah, maka puasanya juga harus semakin banyak. Sekarang kamu belum bisa
merasa, karena kamu masih sekolah dan selalu dikirimi uang dari rumah. Paling-paling
kalau kekurangan uang, kamu minta tambah lagi. Resiko paling berat yang kamu
rasakan adalah kiriman yang terlambat. Itupun ngomelnya sudah setengah
mati, padahal kamu tidak ikut mencari uang kiriman tersebut. Kalau kamu sudah berkeluarga,
maka jika kamu ketemu dengan istri yang cocok (shalihah), engkau akan
memperoleh surga. Namun kalau kamu ketemu dengan istri yang tukang
demonstrasi, waduh rasanya seperti qiyamat hidup ini. Jadi hidupnya seperti
berada di atas bara api. Coba kamu perhatikan orang-orang yang diberitakan di infotainment.
Gimana menjalani hidup yang seperti itu. Tentu sakit rasanya, karena dia
dibakar oleh api cemburu dan dibakar oleh ketidak-percayaan. Kalau sudah begitu
keadaannya, mau cari obat ke mana?. Mau minta tolong teman, temannya mana
bisa mengobati. Ini berarti dia sudah memasuki relung-relung kesulitan hidup. Belum
lagi kalau digoda anak. Saya mempunyai seorang kenalan yang mempunyai dua anak,
anak yang pertama sudah meninggal dunia, dan anak yang kedua menjadi korban
narkoba. Kalau sudah demikian, di mana letak kenikmatan hidup itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar