Ini saya persembahkan, hasil transkip pengajian Abah
Hasyim Muzadi ketika mengisi mau’idlah hasanah pada acara Tanbihul ‘Am ( Jum’at
9 Juli 2011 ) di Gedung Induk Lt. 3 Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.
بسم الله الرحمن الرحيم , الحمد لله رب العا
لمين و به نستعين علي امور الدنيا و الدين والصلاة و السلام علي أشرف المرسلين
سيدنا و مو لانا و شفيعنا و أسوتنا و حبيبنا و قرة أعيننا محمد صلي الله عليه و
سلم و علي اله و صحبه و سلم ربنا أتنا من
لدنك رحمة و هيء لنا من أمرنا رشدا
a.
Untuk Apa Kesini ( Al-Hikam ) ?
Anak – anak yang saya hormati satu hal yang kamu semua
tidak boleh lupa yakni untuk apa kamu kesini itu harus kamu pertanyakan kepada
dirimu sendiri setiap saat, untuk apa ? karena kalau itu lupa maka kamu akan
tidak bisa terkontrol. Kamu disini untuk
belajar dan untuk menempati diri supaya
menjadi ilmuwan yag berkarakter. Jadi, kesini bukan cari kos - kosan
bukan pula mencari tempat karena di lain tempat tidak ada. Tetapi, untuk siap
mencari ilmu yang manfaat dan membentuk karakter yang baik. Agar supaya niat
untuk apa kamu kesini tidak lupa maka perlu juga diingat motto Al-Hikam. Amaliah
agama, Prestasi Ilmiah dan Kesiapan Hidup.
Mengapa Amaliah agama ? karena agama yang ilmiah itu
belum membentuk karakter. Dia ( agama yang ilmiah ) masih normative,
mengerti halal haram tapi tidak memiliki pengertian itu. Baru menjadi jembatan
ketika dilakukan amaliah dari norma hukum agama itu.
Proses itu panjang, apalagi kamu hidup pada dua alam,
di pesantren diminta untuk persyariatan, di kampus dengan segala kebebasannya.
Oleh karenanya proses menjadi panjang dan ada tantangan. Lain dengan anak Ma’had
Aly yang tidak kemana – mana tapi yang pesma di pesantren dan dikampus dalam
budaya yang beda. Oleh karenanya factor berfikir dan faktor ibadah ia merupakan
jembatan untuk memfungsikan pengertian agama menjadi penghayatan dan menjadi
amalan.
Yang kedua amaliah agama akan menjadi basis karakter
kamu, jadi ilmu yang kamu punyai baik agama, maupun umum itu akan dipakai apa ?
kemana tujuannya ?, tidak tergantung bunyi ilmu itu. tapi tergantung karakter
yang ada pada orang yang menyangga ilmu itu. Ini berlaku baik untuk ilmu yang normative seperti ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu
syariat maupun yang bersifat tekhnologis tekhik misalnya, matematika ,
computer. Itu toh akhirnya tidak tergantung
ilmunya tetapi tergantung karakter orang yang menyanggga ilmu itu. Apakah ilmu itu akan bermanfaat, mubadzir atau justru digunakan untuk yang tidak baik.
b. Disiplin Berfikir & Ibadah
Maka tidak bisa
lain, disiplin berfikir dan disiplin
ibadah harus ditegakkan. Maka kalau tidak ilmu itu tidak jelas menancap dimana.
Ketika menancap di khasyatullah akan manfaat, ketika di hati yang kosong
akan mubadzir ilmu (itu ), ketika berada
di posisi hati yang amarah penuh
nafsu angkara maka ilmumu menjadi boomerang
bagi dirimu.
Oleh karenanya, maka disiplin ibadah tidak bisa
ditawar. Dan untuk itulah pesantren ini didirikan. Nah, didalam pelaksanaannya,
anak - anak kalau jamaah lima waktu atau rawatib nyatanya sampai sekarang masih
belum optimal. Oleh karenanya ke depan supaya disiplin ini diberi aturan,
aturan pelaksanaan dan dibentukan siapa
yang bertanggung jawab untuk itu. Misalnya dari pihak pesantren sendiri itu,
siapa ustadz yang ditunjuk untuk selalu hadir pada setiap jamaah pada waktu itu.
Jadi.. ustadz-ustadz harus dibagi, jadi tidak boleh ada shalat , disitu tidak
ada ustadz,
Yang kedua, system kepala kamar ini saya kira
sebaiknya segera dilaksanakan, anak yang dikamar yang jumlahnya 6,7,8 itu harus
ada kepalanya. Nah, kepala inilah yang bertanggung jawab jamaah dan kepala
kamar itu harus sering diubah supaya dia tidak merasa menjadi penguasa di kamar
tetapi menjadi pelayan di kamar . Ya bisa satu bulan diganti, jangan lama lama
atau 2 bulan diganti. Perlunya supaya seluruhnya secara cepat menjadi pemimpin
yang bertanggung jawab terhadap temannya di kamar itu.
Nah , kalau ini diputar cepat maka rasa tanggung jawab
itu juga akan cepat berputar jadi tidak
ada yang gandol ( ikut-ikutan ) sehingga
setiap kepala kamar terutama dalam waktu yang shubuh dia harus laporan pada ustadz yang ada disitu “yang
di kamar itu beres apa enggak ?”dan datangnya harus sebelum shalat shubuh
bukan setelah subuh. Ini perlu.
Mengapa shubuh diperlukan lebih daripada waktu yang
lain. Karena waktu shubuh itu mengandung makna lebih daripada waktu yang lain.
Dengan shubuh kamu sudah bangun pagi. Dengan shubuh pikiran masih cerah karena baru
memulai masuk hari itu. Dengan shubuh belajar lebih cerah dibanding misalnya
sehabis dhuhur sehabis ashar dsb. Tapi sehabis shubuh Ini mempunyai nilai lebih
untuk pencerahan pemikiran dan pencerahan hati serta belajar kamu. Jadi banyak
makna di dalam jamaah shubuh. Doa doapun akan lebih tajam.
c.
Memahami makna dzikir
Nah yang kedua, anak anak yang mulai berzikir
mengikuti dzikir pak Zamil ini hendaknya ada ustadz yang menjelaskan makna
dzikir itu setahap demi setahap. Sehingga kalau kita dzikir lailahaillah
juga mengerti artinya, subhanallah itu apa ? lahaula wa la quwwata
illa billahi itu konotasinya seperti
apa ? , hasbunallah wa ni’mal wakil bagaimana ?, sehingga proses
dzikir kita, dzikir kamu sekalian akan setapak demi setapak maju.
Dzikir dengan lisan kalau mengerti, maka otak dan pikiran ikut berdikir. Kalau ia mengerti dalam
suasana tenang maka hati akan tersentuh maka dia akan memproses menjadi amal yang ia
jika istiqamah akan ikut membentuk karakter. Bukan hanya masalah yang menyangkut
pembentukan karakter sekaligus menjadikan bendungan terhadap hal hal
yang negative dari luar.
Anak anak yang
tertib tentu tidak gampang melenceng daripada kehidupannya itu. ini saya
ingatkan, pertama disiplin ibadah lalu disiplin dirosah. Ada fungsinya
untuk pengembangan keilmuan dan untuk menyambungkan keilmuan agama dengan ilmu
pengetahuan kamu yang dikampus. Maka dirosah - dirosah juga harus tertib. Yang
ketiga, disiplin di dalam aturan pesantren, dan tata kehidupan di pesantren. Insyaallah kalau itu kamu lakukan maka
pelan - pelan kamu bergerak lebih baik.
Anak-anak sekalian, kalau memang sudah tidak bisa lagi
santri diberesi ibadahnya ya ditanya aja “dia mau disini atau mau keluar”.
Karena tanpa itu, pembentukan karakter tidak jalan, mengurusi anak-anak yang hanya
pindah tidur. Karena tujuan-tujuan mulia
yang lain, masih banyak yang harus dilakukan oleh Al-Hikam ini. Jadi tolong kalau
jamaah tidak cukup hanya perintah seperti saya tetapi siapa yang bertanggung jawab
di masjid dan dikamar harus ditentukan.
d. Mengabdi
Selanjutnya, mengenai masalah yang menyangkut
pengabdian. Pengabdian artinya suatu langkah untuk supaya kamu mempunyai
kesiapan hidup. Hidup hari Ini semkain sulit, kenapa secara makro lebih sulit
secara micro orang tidak siap dalam hidup sulit itu. Karena ia tidak terlatih untuk
mengatasi kesulitan. Maka kegiatan pengabdian masyarakat sangat perlu.
e. Manfaat Mengabdi
Pertama bagaimana kamu bisa melihat kenyataan di masyarakat
seperti apa ?, yang kedua, kamu bisa melihat dirimu sendri apakah siap menghadapi
mereka. Yang ketiga, Apa yang bisa kamu berikan pada masyarakat oleh masyarakat itu.
Besar kecilnya orang orang yang membiasakan melakukan pengabdian-pengabdian kepada
masyakat diharapkan akan punya jiwa mengabdi.
Pertama action mengabdi. Action itu kadang-kadang
ya gayanya. Kalau ini diteruskan secara continu dia akan
menumbuhkan jiwa pengabdian masyarakat. Nah, Ketika pengabdian masyarakat telah
menyatu jiwa dari anak kamu tidak usah khawatir menganggur. Karena orang yang nganggur
itu adalah orang yang egois sementara ia tidak bisa menghadapai kesulitan lingkungan
berdasarkan egoismenya itu.
Mengapa orang
nganggur Karena pikirannya hanya untuk diri sendiri. Cari kerja untuk siapa ?
untuk saya. Nah, orang lain tentu tidak
ambil pusing ada apa saya pusing dengan kamu wong kamu cari ( kerja ) untuk dirimu sendiri. maka egosime itu sebetulnya, mengisolasi kamu
sendiri tapi dengan melakukan kegiatan satu bermanfaat pada masyarakat akan ada
koneksi atau silaturahim timbal balik
itu.
f.
Bekal Mengabdi
Nah, di dalam mengabdi masyarakat, diperlukan pertama
kreatifitas dia harus pro aktif tidak boleh menunggu masyarakat meminta. Harus
melihat apa yang diperlukan lalu pro - aktif melakukan sesuatu yang bisa
bermanfaat. Nah, dengan demikian maka akan terjadi hubungan timbal balik antara
kamu dan masyarakat. Di dalam hubungan timbal balik itulah maka akan tercipta apa yang disebut pekerjaan
itu. Nah, kalau pekerjaan ingin membekas eh. membesar maka diperlukan
manajemen daripada hubungan antar masyarakat.
Kalau kamu sudah punya jiwa mengabdi namanya kamu itu muslih,
ketika kamu baik namanya shalih. Ketika kamu bergerak memperbaiki maka
kamu menjadi muslih. Tidak ada muslihin yang menganggur karena
gerakan itu sendiri akan ditukar oleh Allah bukan hanya pekerjaan tapi juga dengan
kemulian.
Di dalam ajaran agama, tidak ada suatu amal yang
hilang dan Allah tidak akan menghilangkan amal misalnya kamu pergi ke desa mengajar apalah
fatihah, itu amal dan itu tidak hilang yang dihilangkan justru dosa seseorang.
Ketika dia merasa berdosa kemudian beristigfar minta ampun kepeda Allah . Tapi
kalau amal orang tidak, tidak dihilangkan oleh Allah : Innallaha La Yudi’u Amala Amilin Minkum min
Dzakarin wa Untsa “ “. Allah
tidak akan menghilangkan nilai amalamu sekecil apapun dari amal laki laki dan
perempuan”
Terus kapan amal itu hilang,
kalau diundat – undat, kalau kamu
dengan amalmu kamu pake itu dengan mengundat ngundat, mencela apa
mencaci.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Jangan
kau batalkan sedekah dan perbuatan baikmu dengan mencaci orang yang kamu baiki
atau menyiksanya ( jika kau mencaci ) maka amalmu akan hilang”. ( Al-baqarah : 264 )
Tapi
selama amal itu dilakukan lepas maka dia akan kembali, kapan kembalinya Allah
yang menentukan. Ada yang cepat ada yang lambat melalui apa juga Allah yang menentukan,
kita tidak menentukan.
Saya
membuat pesantren yang menikmati bukan saya, kamu semua. Yang jungkir balik
saya. Saya tidak pernah merasa kamu
memberi apa kepada saya tetapi apa yang saya lakukan tidak akan hilang dia akan
kembali dari orang lain. Sehingga perjalanan-perjalanan yang lain ketulungan oleh Allah mungkin
karena investasi amal ibadah.
g. Orang Beriman Vs Pragmatis
Disinilah pemikiran yang beda antara orang yang
beriman dengan orang yang pragmatis. Kalau orang pragmatis daripada ngurusi
orang untuk apa ? ngurus diri sendiri belum selesai. Tapi kalau orang beriman.
وَقُلِ اعْمَلُوا
فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
Kerjakan ! mengabdi !, lakukan pengorbanan ! ( maka ) Allah
akan melihat, Rasulullah akan melihat, dan orang mukmin akan melihat dan di
belakangnya akan ada berkah. Ini beda sudah.
h. Pendidikan Karakter sudah
Terlambat
Sekarang pendidikan – pendidikan di kampus semua
pragmatis. Sadar bahwa itu salah, sekarang baru membuat pendidikan yang berbasis
karakter tapi saya kira terlambat. Kecuali kalau yang didik generasi baru
karena pengaruh pragmatisme sudah luar biasa maka kamu hendaknya bisa menjaga
diri. Apa yang tadi dilakukan coba disempurnakan dan dikembangkan sistemnya. Sehingga
mempunyai spectrum atau jurusan-jurusan yang manfaatnya bisa lebih
banyak. Pengabdian-pegabdian ini penting.
Dulu waktu saya
masih sekolah orang tidak bisa masuk
doctoral kalau belum mengajar dulu jadi keluar dari pesantren masuk fakultas,
tingkat satu, dua, tiga, udah. Dulu ada
title ada namanya BA ( Bicliler of Ance ) . Itu sarjana muda, wah sarjana muda pada
waktu itu sudah masyaallah hebatnya . Karena yang lain-lain itu smp,
jadi kalau BA namanya firdaus BA wah itu nama firdaus BA, jadi kalau BA-nya gak
disebut itu dia gak nyaut. Jadi M. firdaus diam aja, firdaus BA baru ya saya.
Artinya apa ? setelah itu ia tidak boleh masuk
doctoral sebelum mengajar satu tahun kemudian masuk doctoral dua tahun baru Drs,
artinya apa ? bukan hanya soal waktu tapi pembentukan karakter pengabdian ini yang penting dan lakukan itu
dimanapun kamu berada, anak – anak kita dari Al-hikam baik yang di IAIN atau di
luar negerti di Sudan, Yordan juga beberapa itu karena dia memberikan suatu
pengabdian pada lingkungannya maka ia punya nilai lebih daripada mahasiswa yang
diam saja. Dan insyaallah seberapa besarnya kamu itu, seberapa karyamu
dan seberapa gunamu untuk orang lain. Ketika egoisme ini menyusut maka selesai sudah.
Nah, tinggal bagaimana pengabdian itu dimanej dengan manajemen yang bagus.
Di Jakarta ada seorang muda, namanya Ary Ginanjar,
saya termasuk mengagumi dia, sekalipun saya jauh lebih tua. Kenapa ? dia
itu bisa mengabdi, kemudian memenej pengabdian itu dengan manajemen
yang baik dan karena manejemen yang baik ia bisa membiayai pengabdiannya
sendiri. Nah, kalau begini pengabdian tidak akan berhenti karena pengabdian itu membiayai dirinya
sendiri. Dakwah kemana-mana ISQ ke Malaysia, ke Brunei bahkan sekarang mulai ke
Timur tengah. Itu dari mana biayanya ada buid manajemen itu dengan kegiatan
dakwah itu sendiri dan itu saya kira itu sebuah prestasi luar biasa.
Biasanya orang mengabdi ngabisin duit tetapi ini dia
mengabdi ngabisin tenaga dari eksesnya dari dampaknya mendapatkan biaya untuk
melakukan pengabdian kembali . oleh karenanya di Jakarta beliau saya minya
untuk memberikan kuliah interprenersip,
Anak-anak yang
hafal quran itu kan masih di dunia
merasa sudah di surga. Sehingga logika -logika dunia ini tidak
dipakai, padahal yang surga itu masih nanti yang sekarang harus melakukan kegiatan
manajemen duniawiyyah. Mulai sekarang
dibuka, pikirannya, dimengertikan bahwa
Allah memberikan kamu dengan profil seperti ini, itu sebenarnya sudah cukup membiaya kamu sendiri
untuk berjuang pada orang lain, untuk berprestasi dan untuk menuju khusnul
katimah. Potensi itu sudah diberikan
Allah kepada masing-masing orang.
Kalau sampai ada pengangguran disitu, berarti ia tidak
optimal dalam menggunakan potensi itu atau potensi itu ditelantarkan. Mungkin tangannya jalan, kakinya tidak jalan, kakinya
jalan otaknya gak jalan. Otaknya jalan hatinya gak jalan hatinya sudah jalan pengabdiannya
tidak ada.
Jadi prinsipnya kamu semua itu kamu semua itu oleh
Allah diciptakan sudah siap untuk mengambil hak dan kebutuhanmu sendiri
sementara Allah menyiapkan kebutuhan mu di sekitar ,
)( Hud : 6 ) , وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Cuma harus diambil tidak diantar. Atau tidak bisa
Allah mengantar ? bisa. karena ada mahkluknya
yang diantar. Tidak disuruh ambil yaitu laba – laba. Ia tidak disuruh cari
kesana kemari cukup berada dirumah sendiri kemudian akan ada rezeki datang tidak
tahu lalat nempel sehingga kalau manusia tidak mau mencari atau menunggu ( rezeki ) maka ia
seperti laba laba . Dia spiderman.
Nah, ini wawasan ini penting menurut saya. Oleh
karenanya tolong anak – anak disini cari
guru interprenersip secara rutin. Disana ini ( Depok ) , anak anak hafal Alquran persepsinya sudah seperti itu bagaimana
dibuka itu bukan sesuatu yang gampang. Kadang
kadang persepsinya sudah salah seakan akan orang mencari rizqi itu melanggar
agama atau mengurangi kesalehan. Padahal mencari itu bagian dari kesalehan. Jadi, kesalahan-kesalahan wawasan persepsi
membuat kita menjadi mandul dan tidak bergerak apa apa.
Nah, ini semua ditata, kamu berada pada posisi zaman
yang kurang menguntungkan. Dulu mencari
pekerjaan gampang sekarang semakin hari mencari sulit, dan yang sulit bukan
hanya ekonomi hukum juga kelihatannya menjadi
bagian dari kekuasan dan uang, pendidikan tidak melahirkan karakter, politik
tidak melahirkan penataan dan proteksi
masyararat. Ekonomi tidak melahirkan pemerataan tapi eksplotasi dan pengangguran.
Budaya tidak melahirkan etika tapi melahirkan kebebasan yang menuju hilangnya harga
luhur kemanusian.
i.
Media sudah tidak sehat
Kalau Iihat tv anak cingkrak2 begini begitu, itu dia
sebanarnya mau menuju kemana. Seharusnya televisi kita mengapresiasi anak-anak
yang berperstasi kemudian ada bimbingan tentang pertanian kan begitu mestinya
tv yang sehat. Tapi kita kan tidak, media kita itu menjadi itu bagian industri
bukan bagian dari eigtlitment masyarakat.
Sebenarnya saya kalau diundang tv, sebetulnya dalam hati malas. Tetapi kalau beberapa detik
menit tidak dipakai ya semakin ambruk lagi. Ya akhirnya ya sudahlah adanya itu ,
tapi bagaimana ini dakwah kemudian break iklan kan, iklan nya itu iklan alat
- alat fitness itu. Isinya orang gak katoan semua disitu. Itu bagaimana ? jadi ada paradoksi disini, tapi apakah sama
sekali tidak diisi, jadi media pun lebih banyak dia melakukan propokasi daripada
melakukan pencerahan.
Jadi orang itu digiring untuk melihat konflik tapi tidak digiring
bagaimana mencari solusinya. Nah, dalam Negara yang seperti ini, kemudian
pemimpinya juga tidak mengambil inisiatif untuk melakukan perapihan kenegaraan.
Dia hanya ingin
status pangkatnya tapi tidak ingin responsibilitinya, berarti Negara ini menuju
ke arah yang tidak jelas.
Apalagi sekarang GBHN tiada ada, control tidak ada.
Semua dapat kebebasan artinya ibarat
sebuah kapal di lautan lepas tanpa kompas dan tanpa layar . Itu Indonesia, sehingga
dari persoalan-persoalan terus tidak ada penyelesaian. Ditunggu selesainya kalau
ketumpukan masalah lain . Jadi dibiarkan saja sudah selesai sendiri karena ketumpuan,
ini ada kertas mestinya dibuang tapi karena ketumpuan begini tidak tahu
dibawahnya ada kertas. Itu Indonesia.
j.
Mulai Disiplin Ibadah
Jadi kamu semua berhadapan dengan suasana yang tidak menguntungkan kalau saya menghadapi
suasana yg tidak menguntungkan saya katakan
saya menuju husnul khatimal tapi kamu akan menuju husnul
bidayah. Permulaannya harus
cerah maka persiapannya harus double-double, persiapan amaliah agama,
prestasi ilmiah kamu dan persiapan untuk mengabdi.
Dengan kesiapan
mengabdi maka kamu akan mengatur hidupmu sendiri. Allah swt tidak akan membiarkan
orang yang mengabdi dalam keadaan lapar dahaga dan kekurangan. Mudah mudahan
kamu semuanya mulai besok berdisiplin ibadah, dan ini tidak cukup amin
harus mulai dilakukan. Kalau tidak ( mau
disiplin ) , diperingatkan, tidak lagi diperingatkan, 3 kali panggil ”kamu
tetep disini atau diluar” karena itu percuma tidak mungkin seluruh progam-progam pendidikan berjalan baik tanpa disiplin dalam bidang
ibadah dirasah dan disiplin dalam kedidupan pesantrenan dan ibadah. Mudah -
mudahan Allah swt .melindungi kita sekalian.
Transkip by : Sabiq A.Z.
koreksi....
BalasHapusc. Memahami makna zikir (pd paragraph pertama)
tertulis ' kita dzikir lailahaillah juga '
kata2 lailahaillah mohon koreksinya